Pendahuluan pada sebuah artikel ilmiah merupakan bagian yang sangat penting. Tidak hanya berisi paparan terkini (state of the art) perihal fokus bahasan, namun didalamnya berisi pembahasan kebaruan (Novelty) dari artikel, apa yang membuat artikel ini menjadi berbeda dengan literatur yang sudah ada. Oleh karenanya, pendahuluan seringkali menjadi bagian penentuan apakah sebuah artikel ilmiah layak dipublikasi atau tidak. Bagaimana strategi konstruksi pendahuluan yang efektif? Temukan tips nya pada ulasan berikut. Selamat menyimak!
Kembali ke Materi Pendahuluan
Ruang Diskusi
Q1: Pendahuluan (Introduction) pada artikel ilmiah, mengapa penting?
A1: Alasan utamanya adalah karena didalamnya ada pembahasan perihal Kebaruan (Novelty), apa yang membuat naskah artikel ini menjadi berbeda dengan literatur lain yang sudah ada. Bagian ini seringkali menjadi bagian penentuan apakah suatu artikel layak dipublikasi atau tidak.
Q2: Hal apa saja yang mutlak disajikan pada bagian Pendahuluan?
A2: 1) Bagian Pendahuluan memberikan informasi latar belakang dan motivasi fokus bahasan sebuah artikel, 2) Bagian Pendahuluan memberikan informasi perkembangan terkini dari fokus bahasan, memuat studi-studi sebelumnya yang ada di literatur, 3) Bagian pendahuluan memberikan adanya informasi tentang research gap dan novelty yang menjadi fokus bahasan. Sehingga, secara berurutan yang harus dibangun pada sebuah Pendahuluan yang baik adalah 1 > 2 > 3, sebagaimana uraian tersebut di atas.
Q3: Apa saja point utama yang harus diperhatikan dalam membuat Pendahuluan yang efektif?
A3: 1) Struktur kalimat singkat dan padat (concise); setiap kalimat umumnya kurang dari 20 kata; 2) Konten satu paragraph singkat dan tidak panjang; 3) Alur narasi bersambung; 4) Menampilkan 1-2 figures atau table; 5) Untuk referensi, selalu cantumkan sitasi mengikuti kaidah style reference dari target jurnal; dan 6) Point utama adalah pembangunan Novelty tulisan dari riset yang dilakukan.
Q4: Apa penggunaan kalimat panjang diperbolehkan dalam penulisan artikel khususnya pada bagian Pendahuluan?
A4: Kalimat yang panjang terkadang diperlukan untuk deskripsi argumentasi yang detail. Untuk penjelasan argumentasi dapat menggunakan point atau numbering sehingga dapat lebih mudah dipahami. Namun demikian, kalimat yang singkat lebih mudah dipahami dan memperoleh atensi dan interest lebih besar dari para readers.
Q5: Seberapa penting alur narasi pada sebuah artikel termasuk pada bagian Pendahuluan?
A5: Alur narasi atau cerita pada sebuah artikel ilmiah adalah poin terpenting setelah Novelty. Kebanyakan penulis, baik penulis pemula atau senior, selalu tidak mudah dalam menangani hal ini. Alur narasi yang bersambung akan mempertahankan interest reader untuk membaca dan menangkap keseluruhan intisari sebuah artikel.
Q6: Apa ada tips khusus untuk membangun sebuah alur narasi yang baik dan bersambung?
A6: Salah satunya adalah dengan penggunaan kalimat topik pada setiap paragraf yang akan membantu fokus deskripsi. Kalimat topik dapat diletakkan pada awal, tengah maupun akhir paragraf.
Q7: Seberapa penting penggunaan Figure atau Tabel pada Pendahuluan?
A7: Penggunaan figure atau tabel yang baik akan meningkatkan interest reader dalam mengetahui lebih detail tentang konsep yang disampaikan. Penyajian figure yang baik akan memberikan kemungkinan artikel tersebut memperoleh lebih banyak sitasi dari para readers, khususnya apabila figure tersebut dapat membantu reader dalam memahami isi artikel (i.e., dapat menghemat waktu dalam memahami isi artikel).
Q8: Konsen sitasi dalam publikasi termasuk pada pendahuluan adalah sangat penting (critical). Apa saja yang perlu diperhatikan?
A8: 1) Sitasi (citation) sangat penting untuk memberikan apresiasi terhadap sebuah karya tulis; 2) Sitasi dapat merefer kepada karya tulis yang terkait dan mendukungfokus bahasan. Tidak jarang dijumpai, reviewer meminta agar karya tulis mereka disitasi di dalam naskah. Terhadap hal ini, bilamana karya tulis tersebut terkait dan mendukung konten naskah, maka strongly recommended dilakukan. Sebaliknya, jika tidak terkait dengan fokus bahasan naskah, jangan dilakukan. Perihal ini lebih detail dibahas pada Materi Lanjutan (i.e., Addressing Reviewer Comment); 3) Dalam sitasi, Reference style umumnya dapat menggunakan numbering atau nama pengarang (author), yang disesuaikan dengan ketentuan target jurnal; 4) Untuk meningkatkan rating sitasi nasional, lebih baik memberikan prioritas sitasi terhadap karya tulis dari dalam negeri sekiranya karya tulis tersebut berhubungan dan membantu fokus bahasan. Hal ini akan meningkatkan rating institusi dan profil periset dalam negeri secara bertahap di level global.
Q9: Sekali lagi, apa hal yang paling penting untuk diperhatikan pada Pendahuluan sebuah artikel ilmiah?
A9: Poin yang terpenting dalam konstruksi Pendahuluan (Introduction) yang efektif adalah unsur Novelty. Novelty adalah faktor evaluasi utama para reviewer yang menentukan final decision apakah sebuah artikel layak dipublikasi atau tidak. Jika Novelty dapat dibangun dengan baik, maka peluang naskah atau artikel dapat dipublikasi akan semakin besar. Yang perlu dicatat disini adalah pembangunan Novelty pada fokus bahasan tidak harus merupakan hal baru sama sekali, namun dapat juga penjelasan terhadap poin kesenjangan riset (research gap) fokus bahasan. Untuk dapat menemukan research gap yang baik, setiap author diharapkan dapat membangun sebuah Library yang baik. Strategi pembangunan Library yang baik secara khusus dibahas pada Modul 8 dalam Materi Lanjutan.
Q10: Re: untuk konstruksi Pendahuluan yang efektif, tahapan apa saja yang harus dilakukan?
A10: 1) Main Rule: 1 (Intro) > 2 (Existing studies) > 3 (Novelty); 2) Concise sentences (<20 kata); 3) Avoid lengthy paragraph; 4) Good flow creating good story; 5) Display figures or tables; 6) Always use reference and cite it; 7) Focus on developing the novelty.
Saya mengalami kesulitan untuk diterima naskah di jurnal Q1, di bagian ini. Sudah berkali submit di jurnal yang berbeda, namun masih juga belum diterima dengan alasan yang sama, novelty masih kurang kuat. Apakah ada tips khusus?
SukaSuka
Terima kasih atas pertanyaan nya. Sebagaimana yang dijelaskan pada materi video di atas, unsur Novelty atau kebaruan adalah hal pertama dan utama yang dievaluasi oleh para reviewer. Sekiranya Novelty tidak dipresentasikan dengan baik, maka besar kemungkinan paper atau artikel tersebut mengalami rejection. Untuk menghindari atau meminimalisir hal ini, maka beberapa strategi berikut dapat dilakukan:
1) Melakukan review artikel pada bidang fokus bahasan dengan intensif. Setiap review artikel akan memuat keunikan setiap paper riset di dalam nya, termasuk strength dan weaknessnya. Sehingga lebih banyak review artikel yang dibaca, akan melengkapi pengetahuan kita khususnya keunikan dari paper / artikel yang ingin dipublish. Keunikan disini tidak mesti hal yang sama sekali baru (i.e., yang belum ada di literature), namun juga dapat berupa hasil yang diperoleh lebih baik dari literature yang sudah ada.
2) Saat melakukan penjabaran pada paragraf di introduction, cantumkan riset serupa yang pernah dilakukan sebelumnya disertai plus minus hasil riset nya. Hal ini bertujuan, untuk memudahkan pembaca dan reviewer dalam mengikuti flow naskah dan memahami Novelty dari artikel yang ingin dipublish.
3). Setiap komen dan masukan dari reviewer sebelumnya sebaiknya diakomodir sehingga kualitas naskah berikutnya menjadi lebih baik, termasuk deskripsi perihal Novelty juga akan semakin baik.
4) Untuk penulis pemula, lakukan submission pada jurnal baru namun kualitas terbaik. Untuk kategori STEM, kami cantumkan referensi beberapa jurnal terbaik yang dapat menjadi opsi terbaik bagi anda. Lihal disini: https://rumahpublikasi.org/rekomendasi-jurnal/
Semoga membantu. Terima kasih.
SukaSuka
Pada bagian pendahuluan, sebelum mempresentasikan Novelty pada paragraf akhir, Author(s) tidak hanya menyampaikan summary dari artikel-artikel sebelumnya yang dirujuk, akan tetapi dapat juga memberikan kritikan terhadap artikel-artikel terkait sebelumnya. Pertanyaan saya: “Apa langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh Author(s) agar efektif dalam memberikan kritik terhadap artikel-artikel yang dibaca sebelumnya?”. Kemudian, selain Novelty, apa hal lainnya yang sangat menentukan sebuah naskah diterima atau tidaknya oleh sebuah jurnal. Terima Kasih.
SukaSuka
Terima kasih atas pertanyaannya. Sebagaimana yang disampaikan pada materi di atas, bagian pendahuluan berperan sangat penting dalam menentukan apakah sebuah naskah layak dipublikasi atau tidak. Oleh karena itu, saat melakukan presentasi terhadap artikel-artikel tersebut, Author(s) dituntut obyektif dan detail dalam melakukan presentasi terhadap kelebihan dan kekurangan artikel tersebut yang pada akhirnya akan membantu bahasan Novelty pada paragraf akhir bagian Pendahuluan.
Beberapa hal berikut dapat membantu: 1) Deskripsikan secara ringkas perihal studi/riset yang dilakukan (i.e., tujuan, metode), 2) Berikan penjelasan mengenai hasil atau temuan utama dari artikel terkait, dan 3) Berikan penjelasan perihal area yang dapat di-improvisasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada masa mendatang.
Selain Novelty, hal lainnya yang sangat menentukan sebuah artikel layak dipublikasi atau tidak adalah Flow (alur paparan). Hubungan antar kalimat (kalimat sebelum dan berikutnya) harus memiliki koneksi yang kuat dan relevan. Demikian pula, antar paragraf hendaknya saling terkait dan sequence (berurutan) dalam penyampaian deskripsinya. Flow ini merupakan isu yang tidak hanya menjadi kesulitan bagi penulis pemula, namun juga sering menjadi contraint bagi penulis senior. Agar dapat menyusun flow yang baik, diperlukan upaya yang konsisten melalui reading dan writing beragam artikel publikasi internasional.
SukaSuka